Tjaniago

Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan, tidak hanya itu, keberadaannya pun sangatlah diperlukan demi berjalannya siklus kehidupan di alam ini.  Secara hakekatnya, manusia dan air tidaklah dapat dipisahkan, dimana sesuai dengan penelitian para ilmuwan, sekitar 80% bagian tubuh manusia terdiri dari air.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini, memberikan efek positif dan negatif pada kestabilan dan estetika lingkungan. Disintegrasi antara penerapan teknologi dan alam menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kestabilan lingkungan, penerapan teknologi yang kurang tepat, human error dan ambisi negatif dari manusia itu sendiri lah menjadi pemicu disintegrasi tersebut. Disamping itu, peningkatan jumlah populasi dan gaya hidup manusia yang serba instant, memicu persaingan antar industri untuk menciptakan produk-produk yang bervariatif demi memenuhi permintaan pasar. Tidak heran jika banyak industri sekarang ini telah mengaplikasikan teknologi dalam produksinya, hal ini bertujuan untuk mencapai prinsip ekonomi dengan cepat dan mudah.
Namun tanpa disadari bahwa banyaknya industri yang mucul berbanding lurus dengan jumlah sumber daya alam yang dieksplorasi dan dieksploitasi. Hal tersebut tentu merusak estetika lingkungan jika tidak ada langkah pembenahan kembali ekosistem yang telah dieksploitasi. Selain itu limbah dari industri tersebut apabila tidak diolah secara benar, maka sangat signifikan dampaknya terhadap kerusakan lingkungan. Tidaknya hanya limbah industri, sebagian pencemaran kali banyak disebabkan karena limbah rumah tangga. Dari limbah-limbah tersebut, bahan-bahan sintetik yang tidak alami bermunculan, hal ini tentu saja dapat merusak lingkungan.

Rumusan Masalah

  • Masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai definisi dan penyebab pencemeran air
  • Minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran air
  • Penerapan langkah-langkah (khususnya dalam dunia teknik sipil) untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air di suatu wilayah masih tergolong useless.
  • Komparasi antara aplikasi IPTEK dengan kestabilan lingkungan yang belum berimbang sebagai penyebab tercemarnya air.
Tujuan
            Diharapkan agar kesadaran masyarakat mengenai kestabilan dan estetika lingkungan mengalami kenaikan dengan cara mengetahui penyebab dan dampak yang akan ditimbulkan apabila sumber daya air telah tercemar. Selain itu diharapkan bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan civitas akademik teknik sipil khususnya, lebih memperhatikan aspek-aspek kehijauan dalam perencanaan dan aplikasi IPTEKnya.


Pencemaran Air
      Secara Literal, pencemaran air dapat didenifisikan sebagai perubahan tatanan lingkungan baik disebabkan oleh manusia maupun proses alam dimana  kualitas lingkungan tersebut mengalami penurunan sampai pada level tertentu sehingga lingkungan tersebut mengalami defisit dan atau disfungsi sebagaimana peruntukannya. Hal ini senada dengan pengertian pencemaran pada Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982. Sesuatu dapat didefinisikan sebagai polutan (penyebab polusi) apabila kadar polutan di suatu lingkungan melebihi batas normal sehingga proses regenerasi lingkungan tersebut terhambat.
Air dapat dikatakan telah terkontaminasi apabila terjadi penurunan kualitas dan kelayakan air yang diakibatkan karena tercampurnya zat-zat tertentu ke dalam air.  Sebagai contoh, lumpur lapindo yang sudah ditetapkan sebagai bencana nasional, kondisi airnya sudah tercampur dengan gas alam dan zat kimia lain. Memang air di lapindo sudah tidak layak konsumsi dalam kebutuhan sehari-hari, akan tetapi air tersebut bisa dialih fungsikan, untuk memenuhi kebutuhan industri non pangan dan obat-obatan misalnya.
Danau, sungai dan air tanah merupakan komponen alam terpenting sebagai motor penggerak siklus kehidupan hidrologi dan manusia, bahkan pemanfaatanya sudah tidak asing lagi dikehidupan sehari-hari kita, selain sebagai bahan konsumsi, irigasi dan saluran pembungan baik air hujan maupun limbah.

Faktor dan Material Pencemaran Air
Banyak faktor penyebab tercemarnya ekosistem air, namun faktor manusialah yang paling mendominasi. Limbah rumah tangga dan limbah dari industri merupakan polutan terbesar yang mengkontaminasi air, namun faktor alam pun seperti partikel-partikel yang berasal dari kebakaran hutan dan letusan gunung berapi serta endapan erosi ditempat  yang dilalui oleh air dapat menyebababkan terkontaminasinya air.
Adapun bahan-bahan yang termasuk polutan dapat digolongkan sebagai berikut :
a.      Bahan Organik
Polutan berupa bahan organik ini sendiri terbagi dua, senyawa organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dan yang sukar/ tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Polutan yang tergolong dalam senyawa organik yang dapat diurai adalah sampah industri mmakanan (contohnya industri gula yang berasal dari tebu), sampah rumah tangga (sisa makanan), sisa pencernaan manusia dan hewan, serta jasad-jasad makhluk hidup. Dalam proses penguraian oleh mikroorganisme, senyawa organik sejatinya membutuhkan banyak Oksigen, oksigen tersebut bisa didapatkan dari udara bebas ataupun oksigen yang terkandung didalam air. Sehingga pada aplikasinya perariran tersebut akan mengalami defisit jumlah oksigen yang akan merusak kestabilan ekosistem yang terdapat di dalam air. Dilain sisi, gas H²S yang dihasilkan dari proses penguraian protein akan menurunkan kadar kelayakan air.
Lain halnya dengan polutan organik yang mudah untuk diurai, polutan dengan komposisi senyawa organik yang sukar/tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, dalam proses penguraiannya hanya sedikit bahkan tidak ada perubahan secara fisik. Contohnya bahan polimer berupa plastik, deterjen dan bahan sintetis. Selain itu pestisida, minyak dan herbisida juga sukar untuk diurai, maka tidak heran jika kita melihat tumpukan polutan tersebut sering mengakibatkan banjir dan kerusakan estetika perariran.


b.      Bahan Anorganik

Polutan yang mengandung senyawa anorganik berupa logam atau mineral seperti merkuri (Hg), kadium (Cd), timah hitam (Pb), Tembaga serta garam anorganik serperti sulfat. Fosfat, halogenida dan nitrat. Adapun efek samping jika senyawa tersebut terkonsumsi akan menyebabkan terganggunya bahkan disfungsi organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa serta saluran percernaan lainnya



c.       Hasil Sedimentasi

Bahan pencemar berupa endapan / sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat / lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadikeruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.

d.      Zat Radio Aktif
Bahan pencemar berupa zat radio aktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya. 

Categories:

Leave a Reply