Tjaniago


1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup menurut definisi UU PLH RI ?

Dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH), definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.

2. Jelaskan mengapa pengelolaan lingkungan itu merupakan kewajiban semua pihak - pemerintah, pengusaha dan anggota masyarakat ? 

Dalam pertimbangan pada Undang - Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dari pertimbangan tersebut jelas bahwa untuk memenuhi hak asasi atas lingkungan hidup yang baik dan sehat diperlukan andil dari seluruh pihak yang berada dalam kesatuan NKRI tanpa terkecuali.

Maka dari itu, kerusakan lingkungan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). sebagai warga Indonesia, sudah sepatutnya pemeliharaan, penghijauan dan pengelolaan lingkungan harus ditegakkan sejak dini.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekosistem? sebutkan dan jelaskan masing-masing pembagian ekosistem, lengkapi dengan gambar.

Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009, ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Dari definisi lain disebutkan bahwa ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.



Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:

Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
  1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
  2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
  3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
  4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
  5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
  6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). 

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.

Akuatik (air)


Ekosistem air tawar


Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.



Ekosistem air laut.



Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.



Ekosistem estuari.

Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawagaram. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.




Ekosistem pantai.


Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.







Ekosistem sungai.


Ekosistem Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai ingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.




Ekosistem terumbu karang.


Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.


Ekosistem laut dalam.

Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.






Ekosistem lamun.


Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.



Terestrial (darat)


Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan.Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.


Hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, danburung hantu.


Sabana.

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga danmamalia seperti zebra, singa, dan hyena.


Padang rumput.

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga,tikus dan ular.


Gurun.

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.


Hutan gugur.

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).



Taiga.

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakanhutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.


Tundra.

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.



Karst (batu gamping /gua).

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untukpertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.



Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah :


Bendungan






Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus






Agroekosistem berupa sawah tadah hujan






Sawah irigasi






Perkebunan sawit






Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa






Ekosistem ruang angkasa.













4. Jelaskan tahapan pengelolaan air limbah.lengkapi dengan gambar


Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
Akur Pengolahan Limbah

Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.

A. Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

B. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

C. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).

D. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .

a. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan

b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.

c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

Desinfeksi (Desinfection)

 

 

Alat Disinfeksi

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  • Daya racun zat
  • Waktu kontak yang diperlukan
  • Efektivitas zat
  • Kadar dosis yang digunakan
  • Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
  • Tahan terhadap air
  • Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)


Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated). 



5. Jelaskan apa kegunaan mikrobiologi lingkungan. Jelaskan dengan cara kerja dan gambar salah satu cara pembuatan EM4. Jelaskan keguanaan EM4 dalam kehidupan manusia. Apakah anda tertarik untuk menerapkan ilmu tersebut dalam pengelolaan lingkungan atau untuk bisnis.

Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekeliling kita dimana semua makhluk hidup berada dari makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna (manusia). Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga komponen tersebut kita sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari, bila ketiga komponen tersebut terganggu maka terganggu pula aktivitas kita, misalnya saja jika terdapat mikroorganisme yang tidak menguntungkan dalam air dan yang lain-lainnya.
Peranan mikroorganisme dalam pengelolaan pencemaran lingkungan dapat terjadi dalam dua hal :
a) Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu proses produk sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin.
b) Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih.

Sama halnya dengan EM4, mikroorganisme yang notabanenya sebagai dekomposer (pengurai), mempunyai andil besar dalam proses pembuatan EM4 tersebut. Berikut ini adalah bahan - bahan dan cara pembuatan EM4 :

Bahan - bahan :

  • Pepaya matang atau kulitnya 0,5 kg
  • Pisang matang atau kulitnya 0,5 kg
  • Nanas matang atau kulitnya 0,5 kg
  • Kacang panjang segar 0,25 kg
  • Kangkung air segar 0,25 kg
  • Batang pisang muda bagian dalam 1,5 kg
  • Gula pasir 1 kg
  • Air tuak dari nira / Air kelapa 0,5 liter

Cara Pembuatan :

  1. Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan hingga ukuran menjadi agak halus. Buah harus yang sudah matang atau dapat juga digunakan kulit buah yang tidak dimakan.
  2. Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember.
  3. Campurkan gula pasir dan tuak/air kelapa dalam ember tadi dan aduk hingga rata.
  4. Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari
Setelah 7 hari, kumpulkan larutan yang telah dihasilkan setiap harinya hingga larutannya habis, kemudian saring dan masukkan kedalam wadah yang tertutup rapat. Larutan tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Selain itu ampas dari hasil penyaringan dapat digunakan sebagai pupuk kompos.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERTANIAN

  • Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
  • Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
  • Memfermentasi dan mendekomposisi bahan organik tanah dengan cepat (Bokashi).
  • Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
  • Meningkatkan keragaman mikroba yang menguntungkan di dalam tanah.

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PETERNAKAN

  • Mengurangi polusi bau khususnya pada kandang ternak dan lingkungan sekitarnya.
  • Mengurangi stres pada ternak
  • Menyehatkan ternak
  • Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam perut ternak
  • Meningkatkan nafsu makan ternak
  • Menekan penyakit pada ternak
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak

APLIKASI EM-4 DI BIDANG PERIKANAN

  • Memperbaiki mutu air tambak.
  • Menguraikan bahan-bahan sisa makanan, kotoran udang / ikan menjadi senyawa organik yang bermanfaat.
  • Menekan serangan mikroorganisme patogen.
  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tambak.
  • Menekan hama dan penyakit

untuk menerapkan bisnis EM4 saat ini mungkin bisa dibilang bonafit, akan tetapi, sasaran dari pasarnya haruslah tepat dan jelas. melihat kondisi perkotaan sekarang yang kurang akan kesadaran memelihara lingkungan, membuat EM4 kehilangan peranannya. Maka dari itu untuk menjadikan EM4 sebagai bisnis, kita harus memiliki business plan yang jelas.


6. Jelaskan tahapan pengolahan air bersih. Lengkapi dengan gambar dan alur proses.

http://www.ristek.go.id/file/upload/lain_lain/bencana_aceh/air_asin_files/image010.jpg

 

Koagulasi

http://aryansah.files.wordpress.com/2010/12/koagulasi.jpgDisinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena padadasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandungdidalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginyaseperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapatterlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapatmenggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).

Flokulasi 

 

http://aryansah.files.wordpress.com/2010/12/flokulasi.jpgSelanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yangterendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing)supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampumengikat flok-flok tersebut.




 

Sedimentasi 

 

http://aryansah.files.wordpress.com/2010/12/sedimentasi.jpgBangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unitsebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebihbesar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuattergabung yang disebut unit aselator.

Filtrasi 

 

http://aryansah.files.wordpress.com/2010/12/filtasi.jpgSesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiridari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.



Desinfeksi 

 

Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlahsenyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan,dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.

Reservoir 

 

http://aryansah.files.wordpress.com/2010/12/reservoir.jpgReservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipasecara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanyadiletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatasbukit atau gunung.



7. Jelaskan plambing air bersih dan air kotor di rumah dan kantor. Lengkapi dengan sketsa 

Read More …

Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan, tidak hanya itu, keberadaannya pun sangatlah diperlukan demi berjalannya siklus kehidupan di alam ini.  Secara hakekatnya, manusia dan air tidaklah dapat dipisahkan, dimana sesuai dengan penelitian para ilmuwan, sekitar 80% bagian tubuh manusia terdiri dari air.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini, memberikan efek positif dan negatif pada kestabilan dan estetika lingkungan. Disintegrasi antara penerapan teknologi dan alam menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kestabilan lingkungan, penerapan teknologi yang kurang tepat, human error dan ambisi negatif dari manusia itu sendiri lah menjadi pemicu disintegrasi tersebut. Disamping itu, peningkatan jumlah populasi dan gaya hidup manusia yang serba instant, memicu persaingan antar industri untuk menciptakan produk-produk yang bervariatif demi memenuhi permintaan pasar. Tidak heran jika banyak industri sekarang ini telah mengaplikasikan teknologi dalam produksinya, hal ini bertujuan untuk mencapai prinsip ekonomi dengan cepat dan mudah.
Namun tanpa disadari bahwa banyaknya industri yang mucul berbanding lurus dengan jumlah sumber daya alam yang dieksplorasi dan dieksploitasi. Hal tersebut tentu merusak estetika lingkungan jika tidak ada langkah pembenahan kembali ekosistem yang telah dieksploitasi. Selain itu limbah dari industri tersebut apabila tidak diolah secara benar, maka sangat signifikan dampaknya terhadap kerusakan lingkungan. Tidaknya hanya limbah industri, sebagian pencemaran kali banyak disebabkan karena limbah rumah tangga. Dari limbah-limbah tersebut, bahan-bahan sintetik yang tidak alami bermunculan, hal ini tentu saja dapat merusak lingkungan.

Rumusan Masalah

  • Masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai definisi dan penyebab pencemeran air
  • Minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran air
  • Penerapan langkah-langkah (khususnya dalam dunia teknik sipil) untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air di suatu wilayah masih tergolong useless.
  • Komparasi antara aplikasi IPTEK dengan kestabilan lingkungan yang belum berimbang sebagai penyebab tercemarnya air.
Tujuan
            Diharapkan agar kesadaran masyarakat mengenai kestabilan dan estetika lingkungan mengalami kenaikan dengan cara mengetahui penyebab dan dampak yang akan ditimbulkan apabila sumber daya air telah tercemar. Selain itu diharapkan bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan civitas akademik teknik sipil khususnya, lebih memperhatikan aspek-aspek kehijauan dalam perencanaan dan aplikasi IPTEKnya.


Pencemaran Air
      Secara Literal, pencemaran air dapat didenifisikan sebagai perubahan tatanan lingkungan baik disebabkan oleh manusia maupun proses alam dimana  kualitas lingkungan tersebut mengalami penurunan sampai pada level tertentu sehingga lingkungan tersebut mengalami defisit dan atau disfungsi sebagaimana peruntukannya. Hal ini senada dengan pengertian pencemaran pada Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982. Sesuatu dapat didefinisikan sebagai polutan (penyebab polusi) apabila kadar polutan di suatu lingkungan melebihi batas normal sehingga proses regenerasi lingkungan tersebut terhambat.
Air dapat dikatakan telah terkontaminasi apabila terjadi penurunan kualitas dan kelayakan air yang diakibatkan karena tercampurnya zat-zat tertentu ke dalam air.  Sebagai contoh, lumpur lapindo yang sudah ditetapkan sebagai bencana nasional, kondisi airnya sudah tercampur dengan gas alam dan zat kimia lain. Memang air di lapindo sudah tidak layak konsumsi dalam kebutuhan sehari-hari, akan tetapi air tersebut bisa dialih fungsikan, untuk memenuhi kebutuhan industri non pangan dan obat-obatan misalnya.
Danau, sungai dan air tanah merupakan komponen alam terpenting sebagai motor penggerak siklus kehidupan hidrologi dan manusia, bahkan pemanfaatanya sudah tidak asing lagi dikehidupan sehari-hari kita, selain sebagai bahan konsumsi, irigasi dan saluran pembungan baik air hujan maupun limbah.

Faktor dan Material Pencemaran Air
Banyak faktor penyebab tercemarnya ekosistem air, namun faktor manusialah yang paling mendominasi. Limbah rumah tangga dan limbah dari industri merupakan polutan terbesar yang mengkontaminasi air, namun faktor alam pun seperti partikel-partikel yang berasal dari kebakaran hutan dan letusan gunung berapi serta endapan erosi ditempat  yang dilalui oleh air dapat menyebababkan terkontaminasinya air.
Adapun bahan-bahan yang termasuk polutan dapat digolongkan sebagai berikut :
a.      Bahan Organik
Polutan berupa bahan organik ini sendiri terbagi dua, senyawa organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dan yang sukar/ tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Polutan yang tergolong dalam senyawa organik yang dapat diurai adalah sampah industri mmakanan (contohnya industri gula yang berasal dari tebu), sampah rumah tangga (sisa makanan), sisa pencernaan manusia dan hewan, serta jasad-jasad makhluk hidup. Dalam proses penguraian oleh mikroorganisme, senyawa organik sejatinya membutuhkan banyak Oksigen, oksigen tersebut bisa didapatkan dari udara bebas ataupun oksigen yang terkandung didalam air. Sehingga pada aplikasinya perariran tersebut akan mengalami defisit jumlah oksigen yang akan merusak kestabilan ekosistem yang terdapat di dalam air. Dilain sisi, gas H²S yang dihasilkan dari proses penguraian protein akan menurunkan kadar kelayakan air.
Lain halnya dengan polutan organik yang mudah untuk diurai, polutan dengan komposisi senyawa organik yang sukar/tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, dalam proses penguraiannya hanya sedikit bahkan tidak ada perubahan secara fisik. Contohnya bahan polimer berupa plastik, deterjen dan bahan sintetis. Selain itu pestisida, minyak dan herbisida juga sukar untuk diurai, maka tidak heran jika kita melihat tumpukan polutan tersebut sering mengakibatkan banjir dan kerusakan estetika perariran.


b.      Bahan Anorganik

Polutan yang mengandung senyawa anorganik berupa logam atau mineral seperti merkuri (Hg), kadium (Cd), timah hitam (Pb), Tembaga serta garam anorganik serperti sulfat. Fosfat, halogenida dan nitrat. Adapun efek samping jika senyawa tersebut terkonsumsi akan menyebabkan terganggunya bahkan disfungsi organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa serta saluran percernaan lainnya



c.       Hasil Sedimentasi

Bahan pencemar berupa endapan / sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat / lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadikeruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.

d.      Zat Radio Aktif
Bahan pencemar berupa zat radio aktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya. 
Read More …